Senin, 27 April 2009

Berbaju Rakyat*

GENDERANG Pemilu 2009 sudah ditabuh. Bisa dikatakan segala cara apapun yang mampu menarik perhatian massa akan dilakukan. Baik itu dengan mengibarkan bendera parpol maupun melalui media televisi dan elektronik. Miliaran biaya dikeluarkan oleh mereka ( para calon wakil rakyat). Tak ubahnya binatang yang cari mangsa, dalam artian kalau ada maunya atau kepentingan pribadi baru turun ke bawah.

Hamburan rezeki (uang) dengan sendirinya datang tanpa dicari bak hujan datang tanpa diundang oleh kita. Masyarakat atau rakyat sebagai orang yang mempunyai hak memilih seakan-akan seorang raja (The king) yang dihormati oleh mereka.

Tak satupun calon wakil rakyat berorasi dengan membawa visi golongan tertentu atau pribadi sendiri. Kebanyakan dari mereka bervisi atas nama rakyat. “Saya ingin memajukan rakyat Indonesia. Jika saya jadi dewan, saya akan memeberikan kesejahtraan terhadap rakyat dan saya tidak akan melakukan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme)”.

Kita sebagai masyarakat yang mempunyai hak memilih harus sadar dan menyadari bahwa perkataan mereka hanya sebuah permainan kata-kata. Realitasnya, tak satupun dari perkataan mereka menjadi visi bersama di senayan (Gedung Rakyat). Semuanya berbanding terbalik dengan kenyataan.

Dalam hal ini, kita bisa menilai, tampak sebuah kebohongan atau kepalsuan yang dibungkus dengan permainan kata-kata yang menjanjikan. Ibarat kacang yang lupa akan bungkusanya.

Visi rakyat yang telah dikatakan oleh mereka (calon wakil rakyat) hanya sebuah idealisme yang membabi buta untuk dijadikan sebuah alat poltik atau manifestasi politik belaka demi memilih mereka untuk duduk di Senayan. Mereka bisa dikatakan seorang pencuri berdasi. Lebih mudah menangkap pencuri tak berdasi ditimbang pencuri berdasi. Pencuri berdasi lebih lincah dari pada tupai.

Calon wakil rakyat sadar tapi tidak menyadari, mereka telah dipengaruhi oleh nafsu. Ketika menjadi wakil rakyat, mereka membawa kepentingan golongan (parpol maupun pribadi). Banyak program hanyala pemikiran kepentingan golongan. Banyak kebutuhan yang memihak rakyat menjadi terbengkalai.
*Penulis Sekred Pers mahasiswa fenomena malang

1 komentar:

  1. yun,,,,,,, cuma sekedar masukan aja, blognya kok kayak kurang garem gitu, gak bisa di kerenin lagi biar lebih menarik, n pas buka blognya gak ngebosenin.

    BalasHapus