Senin, 20 April 2009

MENGAPA TIDAK BRTAUBAT SEKARANG

Assalamu’alaikum War. Wab.

الحمدلله رب العالمين الصلاه والسلام على اشرف الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين انما بعد

Hadirin-hadirat rahimakumullah.
Kita sebagai orang muslim, harus mempunyai keimanan yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman, yang belum aman, penuh dengan kesenangan, dan kemaksiatan. Terkadang jika seseorang tidak henti-henyinya melakukan dosa, dan sudah terlena dengan kemaksiatan yang dilakukannya, dan seseorang tersebut tidak segera bertaubat, tidak menutup kemungkinan akan dilaknat oleh Allah SWT dan Malaikat. Maka dari itu, Sebelum ajal datang mendekat, sebelum diri kita sekarat, dan sebelum kita bertemu Malaikat, “mengapa tidak bertaubat sekarang?????” Ya, “mengapa tidak bertaubat sekarang?” inilah tema yang akan saya sampaikan dalam acara menata hati dikesempatan pagi ini yang insya Allah kesempatan ini diridhoi oleh Allah SWT. Amien…

Hadirin-hadirat yang berbahagia.
Arti dari taubat adalah meninggalkan sifat yang buruk, dan perbuatan yang tercela, menuju sifat dan amal atau perbuatan yang terpuji. Taubat juga berarti luluhnya harapan terhadap kesalahan yang telah lalu, yaitu suatu penyesalan yang mewariskan sebuah tekat dan kehendak untuk tidak mengulangi terhadap dosa atau kemaksiatan yang pernah dilakukan. Sepeti yang difirmankan Allah SWT, dalam penggalan ayat Q.S An-Nuur : 31 yang berbunyi;


Artinya;
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Betapa perlunya kita untuk melihat kembali diri kita dan melakukan intropeksi yang sangat ketat pada diri kita. Terlebih pada zaman yang penuh dengan kebobbrokan moral ini. Sebab tidak ada keselamatan bagi kita dari kejahatan dan kehancuran kecuali dengan kita merasa takut kepada Allah SWT. Atas dasar ini, maka setiap pribadi, setiap individu dari kita semua dituntut untuk melakukan taubat yang jujur, dengan benar-benar bertaubat tanpa harus mengulangi perbuatan dosa atau kemaksiatan lagi. Sebab jika tidak, kita akan tetap terperosok dalam situasi dan kondisi yang rusak, tanpa merasakan kenikmatan hidup di dunia dengan aman, damai, dan tentram.(Ahmad Farid, Taubat Dalam Dosa, 2006 : 30)
Karena hanya dengan bertaubatlah yang akan menjaga kita orang muslim untuk tidak tersesat dalam arus yang menyiksakan kehidupan kita. Sehingga bisa merusak diri kita. Karena Allah SWT berfirman dalam Q.S. At-Tahrim : 8 yang berbunyi;

Artinya;
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersama Dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah Kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Hadirin saudara-saudaraku yang saya hormati
Kita bertaubat, berserah diri, taqarrub ila Allah, diibaratkan seperti pembersih yang menghilangkan segala kekeruhan jiwa dan hati. Atau seperti sabun yang menghilangkan kotoran di tubuh kita. Jadi hanya dengan taubatlah kita akan bisa terlepas dari lumuran dosa yang pernah kita perbuat.
Kita sebagai orang muslim, orang yang mempunyai akal, sebaiknya menangis karena takut kepada Allah SWT, mengakui terhadap kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri kita, sertta bertaubat dan memohon ampun terhadap dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Karena sesungguhnya Allah maha pengampun, maha penerima taubat terhadap taubatnya seseorang yang benar-benar bertaubat. Sebagai hamba Allah SWT, kita harus mengharap rahmat dari Allah SWT, dan takut terhadap adzab Allah SWT. Karena sifat takut dan mengharap adalah sebagai dua sayap untuk menyampaikan hamba Allah SWT terhadap apa yang diharapkan seseorang untuk memperoleh rahmat Allah SWT, dan menyelamatkan seseorang terhadap apa yang di takutinya, yaitu Adzab Allah.
Salah satu tokoh ahli fiqh, yaitu Abu Latif berkata, tanda-tanda orang yang takut kepada Allah SWT tercermin dalam delapan tindakan atau tingkah laku, yaitu;
1. Mencegah lidah dari perkataan dusta. Maka pembicaraan yang tidak beguna, hendaknya digunakan dengan berzikir, dan membaca Al-Qur’an.
2. Menjaga perut jangan sampai kemasukan barang haram, dan makanlah makanan yang halal tapi sekedarnya saja.
3. Menjaga kedua mata jangan sampai melihat barang-barang yang haram, dan melihat kenikmatan duniawi dan menimbulkan perasaan iri hati.
4. Menjaga tangan jangan sampai di ginakan untuk mengambil barang-barang haram
5. Menjaga kedua kaki agar tidak digunakan untuk berjalan ke tempat-tempat maksiat, akan tetapi berjalan menuju tempat-tempat ibasah.
6. Menjauhkan hati dari sifat-sifat permusuhan, kebencian dan kedengkian terhadap sesama orang Islam.
7. Ikhlas dalam melakukan ibadah, semata-mata karena Allah SWT, bukan karena riya’.
8. menjaga telinga sebagai alat pendengar. Jangan sampai mendengarkan kecuali mendengarkan hal-hal yang benar dan hak. (Salim Bahresy, Bekal Juru Dakwah, 1977 : 271).

Hadirin-hadirat rahimakumullah
Sa’at kita bertaubat, meratapi, dan menyadari terhadap semua dosa yang diperbuat, sehingga membuat air mata mengalir karena takut kepada Allah, maka diharamkan api neraka menyentuh jasadnya kelak di akhirat. Sebagaimana kisah tantang taubatnya seorang hamba pencabut seratus nyawa. Ada seorang laki-laki yang sudah terkenal dengan rekor kriminalitasnya sebagai pembunuh sembilan puluh sembilan jiwa. Setelah membunuh sembilan puluh sembilan orang, pada suatu hari ia pernah bertanya pada seseorang “masih dapatkah saya bertaubat?”, maka orang-orang pun menunjukkannya pada pada seorang ahli ibadah (a’abid). Kemudian laki-laki itu bergegas menemui ahli ibadah itu dan bertanya, “wahai orang yang ahli ibadah, apakah saya masih bisa bertaubat, setelah membunuh sembilan puluh sembilan orang?”. Si ahli ibadah menjawab, “kau telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, lalu sekarang kau ingin bertaubat?”. “Ya”, jawal laki-laki itu dengan tegas. Kemudian si ahli ibadah berkata pada laki-laki itu, “tidak ada taubat lagi bagimu, pintu taubat sudah tertutup rapat untuk seorang pembunuh sepertimu!!”. Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ahli ibadah itu, tanpa banyak bicara, laki-laki itu langsung menghabisi nyawa si ahli ibadah, sehingga korbannya genap seratus.
Akan tetapi didasar lubuk hatinya yang paling dalam ia masih berkata, “aku ingin bertaubat.” Iapun lantas bertanya lagi “adakah orang yang dapat aku tanya tentang kesempatanku untuk bertaubat?” iapun kemudian ditunjukkan pada seorang laki-laki alim. Ia temui orang alim itu, dan laki-laki itu menceritakan bahwa dirinya telah membunuh 100 jiwa. Dan laki-laki itupun bertanya “hai orang alim, apakah saya masih memiliki peluang untuk bertaubat?”. Orang alim itu menjawab, “siapa yang mau menghalangimu untuk bertaubat?, akan tetapi camkan satu hal, tinggalkan daerang yang kau diami sekarang, sebab disana banyak orang-orang jahat. Karena diantara hal yang membantu seseorang untuk bertaubat adalah meninggalkan teman-taman yang jahat. Dan carilah daerah yang shaleh, yang bersih dari dari orang-orang jahat.” Si orang alim itu sengaja menyuruhnya meninggalkan daerahnya yang dipenuhi oleh orang-orang jahat, karena melihat kesungguhan laki-laki itu yang memiliki keinginan yang sangat kuat untuk bertaubat.
Didorong oleh keinginan untuk bertaubat, laki-laki itu bergegas meninggalkan kampong halamannya, meninggalkan daerah yang jahat dan mennuju daerang yang shaleh. Namun ditengah perjalanan laki-laki itu maninggal dunia. Para malaikatpun barselisih pendapat untuk memperebutkan laki-laki itu. Malaikat Rahmat berkata, “ia datang kepada Allah SWT dengan segenap hatinya untuk benar-benar bertaubat”. Malaikat Adzab tidak mau kalah, dan berkata pada Malaikat Rahmat, “ia telah membunuh 100 jiwa, dan tidak pernah melakukan kebaikan sedikitpun”. Untuk menangani perselisihan itu, Allah SWT kamudian mengutus seorang malaikat, kamudian malaikat utusan Allah SWT barkata pada kedua dua Malaikat yang sedang berselisish itu, “ukurlah jarak antara kedua daerah itu, lebih dekat ke daerah manakah laki-laki itu?” Allah SWT talah trnyata telah mendekatkan laki-laki itu sejengkal lebih dekat kedaerah orang-orang shaleh daripada daerah asalnya. Maka laki-laki itupun diambil oleh Malaikat Rahmat.
Tanpa kita sadari, tanpa kita ketahui, ajal mulai menanti, marilah barsama-sama kita memparbaiki diri, agar kita bisa siap ketika ajal mulai mendekati.
Hadirin yang saya hormati.
Sesungguhnya , masa muda itu terlalu singkat. Akan tetapi itulah waktu-waktu yang harus kita jalani untuk melakukan amal-amal atau perbuatan yang manfaat bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Maka dari itu karena kita masi muda dan kondisi badan masi sehat, mari baranallah sebelum masa sakit menjelang, dan beramal di masa hidup kita sebelum masa kematian dan akhirat datang.
Marilah bertafakkur sejenak dengan kehidupan kita ini. Jangan menunda taubat, sebab akan menghilangkan keimanan kita sedikit demi sedikit, dan kemudian dapat menghitamkan hati hati akibat terus-menerus melakukan dosa sembari mengatakan, “Nantilah, saya akan bertaubat……saya akan taat…saya akan menunaikan shalat…..saya kan…..saya kaan…….”, hanya sekedar wacana aja tanpa ada bukti untuk ingin benar-benar bertaubat.
Penundaan-penundaan dalam bertaubat itu sungguh akan menjelma menjadi bahaya yang sangat besar. Yang akn mengancam seorang muslim, dan paling banyak digunakan syetan untuk merusak hatinya. Maka sebaiknya kita harus waspada. Sebelum akhirnya datang kepada kita sebuah masa, dimana taubat tidak lagi berguna. Dan kita hanya bisa menyesal, dan penyesalanpun sudah tidak ada gunanya.
Hadirin hadirat rahimakumullah,
Beramallah!!!, dengan memberatkan amal timabangan islam dengan berbuat baik dan beramal shalih. Marilah bersegera untuk bertaubatdari segala dosa, dan jangan pernah menundanya. Segeralah mengrjakan ketertinggalan yang pernah kita lakukandalam kewajiban yang harus kita penuhi, serta mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah kita ambil.
Jangan pernah terlena oleh angan-angan panjang…… nanti…..nanti…..dan nanti…… dalam melakukan taubat.
Gunakanlah hari-hari yang tersisa dalam kehidupan kita dengan amar ma’ruf nahi munkar, dan jalanilah kehidupan ini dalam naungan Islam, agar kelak kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selamat, yang menang, baik dikehidupan didunia dan akhirat.
Demikian pembahasan tentang taubat yang saya sampaikan, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua, agar ada persiapan sebelum datang masa kematian. Amin, amin, ya rabbal a’lamin. Kurang lebihnya saya mohon ma’af.

Wallahul Muawafiq Ila AqwamiTharik
Wassalamu’alaikum, War. Wab




REFERENSI :
Farid, Ahmad. “Taubat Dalam Dosa”, Amzah: Jakarta, 2006
Al-Zaibary, Amir Sa’id. “Karena Dunia Ini Tak Abadi”, Mirqat: Jakarta, 2007
Jauzy, Ibnu. “Lautan Air Mata”, Pustaka Azzam: Jakarta, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar