Senin, 20 April 2009

LARANGAN MENINGGALKAN SHALAT

Assalamu’alaikum War. Wab.
الحمدلله رب العالمين الصلاه والسلام على اشرف الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين انما بعد.`
Hadirin, hadirat rahimakumullah.
Dikesempatan yang insya Allah penuh barokan ini saya akan mengulas tentang “larangan maninggalkan shalat”. Karena apa saya menjelaskan tentang larangan tentang shalat???? Karena setelah setelah saya amati, banyak orang-orang yang meninggalkan shalat dengan disengaja, tanpa adanya udhur, padahal kita sebagai ummat Islam tau, bahwa shalat merupakan ibadah bagi seluruh ummat, shalat merupakan wasiat terakhir untuk ummat dari Nabi Muhammad saw ketika beliau akan wafat, juga dengan shalat hati kita akan menjadi kuat, Derajatpun akan terangkat, dan shalat juga sebagai penyelamat dalam kehidupan kita baik di dunia dan akhirat.
Sesungguhnya shalat bagi kita sebagai ummat Islam merupakan bangunan agama yang paling penting setelah tauhid, posisi shalat dalam agama bagaikan posisi kepala pada tubuh manusia, Maka sesungguhnya tidak akan bisa hidup bagi seseorang yang tidak mempunyai kepala. Sama halnya dengan seseorang yang mempunyai agama akan tetapi seseorang tersebut tidak menunaikan shalat, hidupnya tidak berguna, dibuang sia-sia tanpa mau mendekatkan diri kepada Allah. (M. Ahmad Ismail Al-Muqaddam, 2007 : 4)
Jadi kita sebagai ummat Nabi Muhammad jangan pernah sampai meninggalkan shalat. Karena larangan untuk meninggalkan shalat juga di kuatkan dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Maryam 59-60 yang berbunyi;

قخلف من بعدهم خلف اضاعوا الصلوه والتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا (59 ) الا من تاب وامن وعمب صالحا فالئك يدخلون الجنه ولا يظلمون شيئا ( 60 )
Artinya :
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, Maka mereka itu akan masuk syurga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun. (Al-Maryam : 59-60)

Para hadirin sekalian yang saya hormati
Syiekh Moh. Ahmad Ismail Al-Muqaddam menjelaskan tentang balasan bagi seseorang yang meninggalkan shalat, yaitu;
1. Seseorang akan menjadi kafir ; kerena jika seseorang itu benar-benar muslim, maka dia akan shalat, tanpa harus meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa ada halangan, sehingga hilang waktunya untuk shalat. Maka bagi seseorang yang meninggalkan shalat, tidak ada hak baginya mengaku beragama Islam.
2. Akan berdosa besar ; Karena shalat ada pada urutan nomor dua setelah membaca dua kalimat syahadat dalam rukun Islam. Kata Islam mempunyai kepanjangan, yaitu; Ingin Selalu Laksanakan Amanat Muahammad. Jika seseorang meninggalkan shalat fardhu dengan disengaja, termasuk dosa besar, bahkan dosanya lebih besar daripada membunuh orang, mencuri, berzina, bahkan lebih berat lagi karena orang tersebut akan dihadapkan pada murkanya Allah SWT.
3. Menjadi orang munafik ; jika seseorang sedang ditimpa musibah dia angat pada tuhannya, serta akan bersujut dan melaksanakan shalat. Jika dalam keadaan gembira dia lupa dengan Tuhannya, hingga membuatnya meninggalkan shalat.
4. Berbuat zalim di dunia ; meninggalkan shalat membutakan hati dan menghilangkan cahaya yang ada di wajah, karena ketaatan merupakan cahaya, dan kemaksiatan merupakan kegelapan. Iapun akan tertutup dari keberkahan, juga kemanfaatan dalam kehidupannya. Kemudian dia akan dekat dengan golongan setan. Dalam penggalan surat Al-mujadalah (58) Allah berfirman ;

اولئك حزب الشيطن الا ان حزب الشيطن هم الخسرون
……Mereka itulah golongan setan, ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang merugi. Al-mujadalah (58)
5. Meninggal dengan akhir yang buruk (su’ul khotimah) ; jika seseorang tiada henti-hentinya melakukan dosa hingga akhirnya ajal menjemput, maka setan akan menguasai dirinya dalam keadaan keritis itu, atau bisa juga terjadi pada orang yang keluar dari kebiasaan yang baik, lalu mengambil jalan setan, hal ini akan membawanya kepada su’ul khotimah.
6. Mendapat adzab kubur ; orang yang meninggalkan shalat dengan disengaja, maka ia akan berdosa dan akan menjadi penghuni neraka, jika Allah tidak mendapatkan taubat nasuha, maka orang tersebut akan mati dengan su’ul khotimah, kemudian amal buruknya itu akan menemaninya sampai kedalam kuburnya, dia kan terus-terusan mendapat siksa yang sangat pedih sampai dapa hari kiamat tiba, naudzu billah
7. Akan mudah dikuasai oleh setan ; bagi siapa saja yang menyia-nyiakan shalat, Allah akan menyia-nyiakannya, merendahkannya, dan akan menghukumnya dengan mendatangklan setan sebagai temannya, lalu ia tidak akan terpisahkan dengan setannya. Sedangkan setan adalah srigalanya manusia, setan adalah musuh paling berbahaya bagi manusia. (M. Ahamad Ismail Al-Muqaddam, 2007 : 152).
Subhanallah, mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari siksa yang mengancam bagi orang-orang yang meninggalkan shalat, maka dari itu, jangan pernah meninggalkan shalat.
Hadirin-hadirat ramimakumullah.
Ganjaran bagi mereka yang meninggalkan shalat telah terjadi dimasa Rasulullah saw. Yaitu ada sebuah kisah pada zaman Rasulullah swa, tentang orang yang meninggalkan shalat yaitu; ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi Muhammad saw, yang pada saat itu Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat-sahabatnya di Masjid. Pemuda itu berkata kepada Rasulullah saw, “ya, Rasulullah…..” Ayahku telah meninggal dunia, dan aku tidak mempunyai kain kafan, dan aku juga tidak mendapatkan seseorang yang bersedia untuk memandikan, dan menguburkan mayat ayahku.” Kemudian, pada saat itu juga Rasulullah saw segera memerintahkan sahabatnya, yaitu Abu Bakar dan Umar ra, untuk pergi ke rumah si pemuda itu. Tidak lama kemudian Abu Bakar dan Umar ra kembali ke masjid untuk menemui Rasulullah saw, kemudian kedua sahabatnya itu memberitahuka kepada Rasulullah saw bahwa mayat yang telah dilihatnya menyerupai babi hitam, subhanallah, begitu kaget Rasulullah ketika mendengar berita dari kedua sahabatnya itu.
Akhirnya Rasulullah saw bangun dari tempat duduknya dan pergi pergi untuk menyaksikan sendiri kejadian yang aneh itu. Ketika Rasulullah sampai di rumah si pemuda itu, beliau melihat keadaan fisik si mayat yang menyerupai babi hitam. Setelah itu Rasulullah saw berdo’a . dan berkat do’a Rasulullah itu, mayat yang tadinya menyerupai babi hitam kembali pada bentuk fisiknya seperti sediakala. Kemudian mayat itu segera dimandikan, dikafani, dan di shalati. Kemudian janazahnya dibawa ke kubur untuk segera dikebumikan. Tapi apa yang terjadi...????? ketika sang mayat hendak diletakkan di liang lahat, lagi-lagi mayat tadi kembali berbentuk babi hitam. Melihat kejadian itu, Rasulullah saw kemudian bertanya kepada si pemuda, putra si mayat; “hai pemuda, apa yang telah diperbuat ayahmu semasa dia hidup di dunia?” pemuda itu menjawab; “ya Rasulullah…., semasa hidupnya di dunia, ayahku telah meninggalkan shalat”. Kemudian kembali rasulullah berkata kepada para sahabat-sahabatnya; “lihatlah keadaan orang yang meninggalkan shalat, ia akan dibangunkan kembali pada hari kiamat kelak akan berbetuk babi hitam, naudzu billahi min dzalik…..!!!” (Salim Bahreisy, 1997, 371)
Hadirin sekalian yang mudah-mudahan dimulyakan Allah
Berkaca pada kisah yang terjadi dimasa Rasulullah tadi mudah-mudahan bisa meredam kainginan kita untuk tidak meninggalkan shalat. Karena
عن صهيل بن ابى صاليح عن عبد الله بن دينار عن ابى صاليح عن ابى هريره قال رسول الله صل الله عليه وسلام :
الصلاة عماد الدين فمن اقامها فقد اقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين
Artinya: shalat adalah tiang agama, barang siapa menegakkan shalat, ia telah menegakkan agama, dan barang siapa yang meninggalkannya ia telah merobohkan agamanya.

Shalat merupakan ibadah yang diutamakan, karena shalat merupakan dasar dari keimanan kita. Shalat juga merupakan ketentuan hukum yang tidak bisa dilanggar. Begitu pentingnya shalat dalam kehidupan kita, sehingga seseorang yang meninggalkan shalat, tidak akan ada kebaikan baginya dalam beragama yang akan menyelamatkannya baik di dunia dan di akhirat .
Mengingat begitu pentingnya shalat dalam kehidupan kita, saya jadi teringat dengan syair lagu yang dinyanyikan oleh Wafiq Azizah yang berjudul “sebatang pohon”. Yang bisa lagu ini, mari kita nyanyikan bersama. Yang belum bisa, silahkan dengarkan saya.
Hidup bagaikan sebatang pohon
Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya
Didalam kubur kita sendiri
Tiada lagi yang menemani
Bila tak taat pada illahi
Niscaya siksa menimpa diri.

Para hadirin yang saya hormati,
Terkadang ketika seseorang sudah disibukkan dengan masalah duniawi, dengan terus-menerus mencari harta untuk kebutuhan hidupnya, dan mengenyampingkan kewajibannya untuk melaksanakan shalat. Maka kewajiban kita sebagai orang muslim ketika melihat orang yang lalai dalam shalatnya adalah menasehatinya, dan menyerukan padanya untuk melaksanakan shalat. Kita sebagai hamba Allah yang tidak mempunyai keunggulah dihadapan-NYA, maka hendaknya mengutamakan shalatnya sebelum mengutamakan pekerjaan-pakerjaan lainnya. Karena dengan shalat seseorang dapat ditentukan kedudukannya. Sebagaimana kedudukan shalat dalam Islam. Berarti apabiala ada seseorang yang meremehkan shalat, maka sesungguhnya ia telah meremehkan Islam. Karena keIslamannya seseorang ditentukan oleh shalatnya. Dan masalah shalat yang akan dipertanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat dari amal-amal lainnya, jika shalatnya diterima maka juga akan diterima amal-amal ibadah lainnya, dan sebaliknya, jika shalatnya ditolak maka juga akan ditolak amal-amal lainnya. (Ibnu Qayyim Al Jauziyah, 2005, 23)

Hadirin-hadirat yang saya hormati.
Dari uraian yang telah dipaparkan tadi dapat di simpulkan bahwasanya shalat merupakan tiang agama, dan barang siapa tidak melaksanakan shalat maka sesungguhnya ia adalah pasukan syetan yang merugi, ia adalah musuh Allah, musuh Rasulnya, dan musuh orang-orang beriman. Karena sesungguhnya kekasih Allah tidak bisa tidak harus melaksanakan shalat. Karena dengan shalat bisa menata hati yang takabur, sikap yang kufur, dan menjauhkan diri kita semua dari siksa kubur.
Mudah-mudahan kita semua bisa melaksanakan shalat tepat pada waktunya, dan tidak pernah meninggalkan shalat. Amin Allahumma amin.
Cukup kiranya sampai disini dulu dari saya, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua. Akhirul kalam,

Wallahul muwaiq ila aqwamittharik
Wassalamu’alaikum. War. Wab



Referensi :
M. Ahamad Ismail Al-Muqaddam, Mengapa Harus Shalat, amzah, Jakarta, 2007
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Rahasia Dibalik Shalat, Pustaka Azzam, Jakarta, 2005,
Salim Bahreisy, Bekal Juru Dakwah, TB. Balai Buku, Surabaya, 1997

2 komentar:

  1. isinya bagus tapi templatenya gelap, pembaca kurang berminat untuk mrnelusuri seluruhisinya.

    BalasHapus
  2. harap ganti template.oy lupa fotonya kog cantik neng.

    BalasHapus