Senin, 20 April 2009

PUASA SUNNAH, IBADAH YANG TERLUPAKAN

Assalamu’alaikum War. Wab

الحمدلله رب العالمين الصلاة والسلام على اشرف الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين انما بعد

Hadirin-hadirat yang saya hormati
Seseorang dikatakan muslim apabila seseorang tersebut beriman kepada Allah SWT. Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT, beribadah hanya kepada Allah SWT dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu, serta membersihkan dari segala kemusrikan.
Ibadah puasa menempati urutan ke-empat dalam rukun Islam. Itulah puasa wajib yang selalu kita jalani dan kita lakukan disetiap bulan ramadhan. Dan juga harus kita ketahui, bahwasanya ada juga puasa yang dianjurkan kepada kita semua diluar puasa bulan ramadhan. Yaitu puasa-puasa sunnah yang dianjurkan oleh panutan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Seperti puasa syawal (enam hari setelah hari raya), puasa arafah, puasa daud (dua hari sekali), puasa rajab, sya’ban, muharram, dan puasa di bulan-bulan yang lain karena masih banyak lagi ritual-ritual puasa sunnah yang bisa kita lakukan untuk bisa lebih memperkokohkeimanan kita..
Terkadang kita lupa untuk melakukan ibadah puasa sunnah ini karena keteledoran kita. Padahal banyak hikmah dibalik pelaksaan ibadah puasa sunnah tersebut. Karena dari realitas itulah,Maka dalam kesempatan pagi ini saya akan mengulas tentang “Puasa Sunnah Ibadah Yang Terlupakan”.
Hadirin-hadirat Rahimakumullah
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu. Sedangka arti puasa menurut istilah adalah menahan diri kita dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar shadiq , sampai terbenamnya matahari, dengan niat taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah SWT), dan dengan syarat-syarat tertentu. (Husni Syawi, 1996, 9)
Sedangkan kata sunnah mempunyai arti suatu perbuatan, apabila dikerjakan mendapatkan pahala, apabila ditinggalkan atau tidak dilakukan maka tidak mendapatkan apa-apa atau tidam mendapatkan pahala. Jadi puasa sunah adalah suatu ibadah untuk menahan diri seseorang dari makan, minum, dan semua hasrat atau nafsu yang ada dalam diri seseorang. Apabila ibadah tersebut dilakukan, maka akan mendapatkan pahala bagi mereka yang melakukannya. Dan tidak ada ganjaran atau pahala bagi mereka yang tidak melakukannya.
Sedangkan ibadah sendiri adalah suatu ritual penyerahan diri kepada Allah SWT, peranan ibadah adalah sebagai vitamin bagi keimanan kita. Semua perbuatan yang baik adalah ibadah, dan selalu akan membawa hikmah bagi setiap manusia yang melakukannya. Sunnah dilakukan, karena setiap apa yang kita lakukan, sekecil apapun bentuknya Allah SWT pasti akan membalasnya.
Allah SWT bwrfirman dalam Q.S Al-An’am : 160 yang berbunyi;

مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلـَهُ عَشْرُ أَمْثَلِهَا وَمَنْ جَآءَ بِالسَيِّئةِ فَلاَ يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لاَيُظْلَمُوْنَ (160)
Artinya :
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya : dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka tidak akan diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan dengan mengurangi pahala atau menambah siksa).

Hadirin hadirat yang semoga dimuliakan Allah SWT
Melakukan ibadah puasa sunnah adalah salah satu amalan yang baik dan akan mendapatkan pahala bagi mereka yang benar-benar ikhlas menjalankannya. Berbagai macam puasa sunnah yang ada diantaranya yaitu puasa sunnah pada enam hari pada bulan syawal. Dalam hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Huraira dan Abi Ayub r.a, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالـٍ كَانَ كَصِيَامِ آ لدَّهْرِ كُلِّـهِ
Artinya :
Barang siapa berpuasa bulan ramadhan kemudian diteruskan dengan puasa enam hari dari bulan syawal, ia seakan-akan berpuasa sepanjang masa.

Ada juga sebuah kisah yang bisa kita petik hikmahnya untuk menguatkan hati kita, meyakinkan hati kita, bahwa ada hikmah dibalik perbuatan atau amalan yang baik yang kita lakukan. Seperti melakukan puasa-puasa sunnah yang terkadang sudah tidak pernah dilakukan lagi, bahkan mungkin sudah lupa untuk melakukan ibadah puasa sunnah. Padahal puasa sunnah apabila dilakukan, pahalanya akan kembali pada diri kita sendiri. Karena setiap perbuatan yang baik merupakan ibadah yang akan menjadi pelengkap bagi keimanan seseorang.
Sebagaimana kisah yang dihikayatkan oleh Muhammad bin Abdullah Azzahid, Dia bercerita, pada suatu malam aku telah melihat dalam mimpi, kawanku Abu Hafash Alkabir. Padahal Abu Hafash Alkabir telah meninggal delapan bulan lamanya dari malam dimana Muhammad bin Abdullah Azzahid bermimpi. Muhammad bin Abdullah Azzahid melihat sahabatnya Abu Hafash Alkabir dalam keadaan pucat pasi. Dan ketika Muhammad bin Abdullah Azzahid mengucapkan salam, tidak ada jawaban salam dari Abu Hafash Alkabir.
Kemudian Muhammad bin Abdullah Azzahid bertanya kepada sahabatnya yang ditemuinya dalam mimpi, yaitu Abu Hafash Alkabir, “wahai sahabatku Abu Hafash Alkabir, kenapa wajahmu pucat seperti ini? Tidak sebagus dan secerah yang aku kenal semasa hidupmu??” kemudian Abu Hafash Alkabir menjawab “sahabatku, disaat aku diletakkan di liang lahat, datanglah malaikat kejasadku, dan menghitung semua dosa-dosaku, dan segala tingkah lakuku yang jelek. Ternyata timbangan amal kejelekanku lebih berat dari timbangan amal kebaikan yang telah aku lakukan semasa hidupku”. “Terus, kenapa engkau bisa menjadi pucat seperti yang sekarang aku lihat?, apa yang telah terjadi padamu, wahai sahabatku???” Tanya Muhammad bin Abdullah Azzahid pada sahabatnya itu.
Kemudian Abu Hafash Alkabir menjawab, “waktu aku berada didalam kubur, malaikat yang menghampiriku memukuliku dengan sebatang kayu yang bisa membakar badanku, sehingga hancur dan retaklah tulang-tulang rusukku dan jari-jariku. Seperti itulah adzab kubur yang kurasakan.
Hingga akhirnya tibalah bulan sya’ban, dan dimalam pertama bulan sya’ban ada suara yang berkata, “Hai Malaikat!!!!!, hentikanlah siksa dan adzab bagi orang ini, karena Dia telah menghidupkan sehari semalam dari bulan sya’ban, dengan beribadah dan berpuasa di hari itu.” Sejak itulah, Allah SWT membebaskan aku dari adzab dan siksaannya, karena ibadahku, dan puasaku yang telah aku lakukan dengan ikhlas pada bulan sya’ban. Ibadah puasa sunah yang telah aku lakukan pada bulan sya’ban, ternyata telah menyelamatkanku dari siksaan Allah SWT. Dan Allah SWT mwnjanjikan surga dan rahmat-Nya untukku.” Jawab Abu Hafash Alkabir terhadap pertanyaan sahabatnya itu.
Dari kisah diatas, ternyata setiap amal kebaikan yang kita lakukan, akan ada balasannya. Dan hanya Allah SWT yang tahu, balasan apa yang akan kita terima terhadap apa yang kita lakukan. Maka dari itu, ingatlah selalu dengan ibadah-ibadah sunnah dan lakukanlah. Jangan ditinggalkan, lebih-lebih melupakannya. Karena ibadah sunnah yang kita lakukan adalah pelangkap keimanan kita kepada Allah SWT.

Hadirin hadirat yang saya hormati,
Seseorang melakukan puasa, tidak hanya sekedar menahan diri dari makan, dan minum, akan tetapi puasa adalah mencegah diri dari segala yang sia-sia, serta menjauhkan dari perbuatan yang kotor dan keji.
Hikmah dari puasa yang dilakukan dengan ikhlas dan khusuk, akan menjadikan kokohnya keimanan seseorang, sehingga bisa membawa ketenangan dalam hatinya. Sedangkan dalam ilmu kesehatan, puasa dapat digunakan sebagai suatu tekhnik untuk penyembuhan suatu penyakit, baik yang bersifat fisik ataupun psikis. Dengan puasa, seseorang bisa menenangkan hati dan fikirannya, sehingga bisa menurunkan kecemasan yang dirasakan oleh seseorang. (Imam Musbikin, 2006 : 20)
Kita melakukan ibadah puasa sunnah harus didasari dengan hati ikhlas dalam menghambakan diri kepada Allah SWT, bertujuan untuk beribadah kepada-Nya, mengikuti perintah-Nya bukan karena orang lain. Puasa yang dilakukan atas dasar ikhlas akan membawa ketenangan jiwa atau membawa pada kesehatan jasmani dan rohani. Kesemuanya itu ditujukan dalam rangka mencapai ketakwaan. Tujuan tersebut akan tercapai dengan jalan menghayati arti puasa itu sendiri.
Puasa merupakan suatu ibadah yang unik. Tentu saja banyak segi keunikan dalam puasa yang bisa kita rasakan Misalnya, puasa merupakan rahasia antara Allah SWT dengan pelakunya sendiri. Karena ketika puasa rasa lapar dan dahaga hanyalah bisa dirasakan oleh orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Hadirin hadirat rahimakumullah
Sebaik-baiknya puasa sunat adalah puasa yang dilakukan dengan berselang-selang hari. Apabila dilakukan terus menerus tanpa ada waktu untuk mengistirahatkan puasanya, dalam hal ini juga bisa dilihat dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Dan Ishaq, bahwasanya Nabi mengakui tindakan hamzah Al-Aslami yang menyambung-nyambung puasanya (selama setahun). Hingga Rasulullah SAW bersabda
صُمْ إِنْ شِئْتَ وَأَفْطِرْ إِنْ شِئْتَ
Artinya :
Berpuasalah jika engkau mau, dan berbukalah jika engkau mau.

Orang yang berpuasa sunat boleh merusak puasanya, karena dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Dara Quthni dan Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda ;

أَلصَّائِمُ المُتَطَوِّعُ أَمِيْرُ نَفْسِهِ إِنْ شَاءَ صَامَ وَإِنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Artinya :
Orang-orang yang berpuasa sunat adalah penentu terhadap dirinya jika jika mau, boleh meneruskan puasanya, dan jika mau boleh membatalkannya.

Jadi ketika seseorang sedang melakukan ibadah puasa sunat, maka tidak ada keterikatan bagi orang tersebut. Karena ibadah yang dilakukannya untuk melengkapi atau menutupi ibadah fardunya yang masih belum lengkap. Maka dari itu untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT, lakukanlah ibadah-ibadah sunat, agar keimanan kita akan senantiasa terjaga dan mempunyai ketenangan hati untuk bertaqarrub kepada Allah SWT. Amin, amin yarabbal alamin. Akhirul kalam,



Ihdinassirathal mustqim,
Wassalamu’alaikum War. Wab

1 komentar: