Senin, 27 April 2009

PNM Sulit Salurkan Dana ke BPR karena Penyerapan Kreditnya Rendah

Kesulitan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR dalam menyalurkan kredit ternyata juga menyulitkan PT Permodalan Nasional Madani untuk merealisasikan kucuran dana ke BPR. Tahun lalu, realisasinya hanya mencapai 75 persen. Selain kendala penyerapan kredit, rendahnya realisasi juga dampak dari rumitnya prosedur dan persyaratan.

Kepala Seksi Jasa Manajemen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) cabang Yogyakarta Iyuk Wahyudi, Jumat (15/2) mengatakan, sejak akhir tahun lalu sudah banyak BPR yang mengeluh kesulitan menyalurkan dana, sehingga tidak mungkin disuntik dana lagi oleh PNM. "Apalagi menurut ketentuan dana yang kami suntikkan dalam waktu 30 hari harus sudah tersalurkan," katanya.

Iyuk menduga kesulitan BPR adalah imbas dari memburuknya perekonomian masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah setelah harga kebutuhan pokok melambung. "Banyak usaha yang gulung tikar. Ada juga yang skala usahanya mengecil karena modalnya tersedot untuk konsumsi rumah tangga. Kondisi ini membuat penyaluran kredit terganggu," katanya.

Iyuk menambahkan, persyaratan yang diminta oleh Departemen Keuangan juga tergolong ketat, misalnya saja untuk tingkat kesehatan BPR yakni dengan Non Performing Loan (NPL) di bawah 10 persen. Tahun depan, syarat ini kemungkinan akan sulit dipenuhi karena masa restrukturisasi sudah habis. "NPL BPR akan membengkak karena nasabah korban gempa belum pulih semua," imbuhnya.

Tahun ini meski tidak terlalu optimistis, PNM mentargetkan penyaluran dana senilai Rp 3,8 miliar kepada Lembaga Keuangan Mikro. Untuk BPR PNM menetapkan bunga sebesar 11,8 persen efektif. "Kami berharap segera ada langkah untuk menekan laju inflasi yang memberatkan masyarakat agar perekonomian di bawah bisa tumbuh," imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar