Senin, 20 April 2009

JANGAN BIARKAN PENYAKIT HATI BERSEMI

Assalamu’alaikum War. Wab

الحمدلله رب العالمين الصلاه والسلام على اشرف الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين انما بعد
Hadirin-hadirat rahimakumullah
Hati kita adalah sumber cahaya batiniah. Sebagai seorang mu’min sejati, hatinya akan terus hidup, terjaga dan dilimpahkan cahaya. Namun tidak jarang, terkadang hati kita terjangkit penyakit yang menyesatkan diri, untuk terus menerus melakukan dosa, dan berbuat dzolim terhadap sesama. Sehingga hidup terasa sempit, gelap, dan gelisah serta tak terarah, karena dihantui oleh perasaan bersalah atas dosa yang telah diperbuat. Maka dari itu, jangan biarkan penyakit hati bersemi. Ya, jangan biarkan penyakit hati bersemi, inilah topic yang akan saya sampaikan kepada para hadirin sekalian dalam kesempatan pagi ini.
Telah kita alami bersama, tantangan zaman yang berkembang pesat, pergaulan bebas selalu terlihat, berbuat maksiat tanpa mau bertaubat, di karenakan godaan syetan pada hati yang sudah sekarat, sehingga melupakan terhadap ibadah yang semestinya harus diperbuat. Seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya dalam tubuh kita ada sebuah organ. Jika organ itu baik maka akan baik pula perbuatan yang kita lakukan, akan tetapi jika organ itu rusak, maka akan rusak juga perbuatan yang kita lakukan, organ itu adalah hati. Maka dari itu, mari kita jaga hati kita dari penyakit-penyakit hati. Karena seseorang yang hatinya sakit, akan tergambar dalam kepribadiannya tentang hal-hal yang berbau syubhat. Akibatnya orang itu tidak akan melihat kebenaran. Sehingga dalam hatinya timbul keinginan membenci kebenaran yang bermanfaat, dan menyukai terhadap kebatilan yang membahayakan dirinya.
Penyaki hati adalah rasa sakit yang menimpa hati, seperti rasa sakit ketika musuh menguasai kita. Sehingga muncullah rasa dendam, panas, atau rasa sakit yang menyayat hati. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Taubah : 14-15 yang berbunyi,

قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْم ٍ مُؤْمِنِينَ ] 14 [ وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيم ٌ ] 15 [
Artinya,
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantara) tangan-tanganmu dan allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang mu’min.(14)
Dan menghilangkan panas hati orang-orang mu’min, dan Allah menerima taubat orang yang dikehandakinya. Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana.(15)

Hadirin-hadirat yang saya hormati,
Sembuhnya hati seseorang yang beriman ditandai dengan hilangnya rasa panas hati atau amarah, kebencian, kesedihan, yang muncul dalam diri seseorang. Oleh sebab itu seseorang harus bisa menahan, atau mengendalikan diri agar tidak terjangkit oleh penyakit-penyakit hati yang bisa merusak kepribadian kita dalam bersikap.
Hati bisa juga mati, sakit, hidup, dan sembuh. Hidup-mati dan sakit-sembuhnya hati, lebih berarti dari pada hidup-mati dan sakit-sembuhnya badan. Karena itu, penyakit hati akan semakin parah bila jiwa kita telah digerogoti syahwat, dan syubhat. Namun penyakit seperti itu dapat sembuh jika disirami dengan hikmah dan nasehat. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al- Hajj : 53 yang berbunyi,

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَة ً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَض ٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاق ٍ بَعِيد ٍ ] 53 [
Artinya,
Agar dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syetan itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit.

Dari tsabit al-Banani, dari Anas bin Malik r.a. meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah saw ketika masih kecil telah di datangi oleh malaikat jibril a.s. pada waktu itu Rasulullah saw sedang bermain dengan teman-teman sebayanya. Lalu kemudian malaikat jibril a.s. membawa Nabi Muhammad saw yang kecil itu ke suatu tempat. Kemudian malaikat jibril a.s melatakkan Nabi Muhammad saw di bawahnya, kemudian malaikat jibril membelah dada Rasulullah saw, dan mengeluarkan hati beliau, dan mengeluarkan bagian dari hati itu yaitu ‘alaqah (segumpal daging), kemudian Malaikat Jibril a.s. berkata “wahai Muhammad, utusan Allah saw, ini adalah bagian (potongan) setan darimu”. Kemudian, segumpal daging yang ditelah dikeluarkan itu, oleh Malaikat Jibril a.s. dicuci di dalam sebuah bak cuci yang terbuat dari emas, yang berisikan air zazam. Setelah bersih, kemudian Malaikat Jibril a.s. meletakkan kembali ke dalam dada Rasulullah saw kemudian menjahitnya. Kemudian datanglah anak-anak yang semula bermain dengan Nabi Muhammad saw, berlari-lari kecil menuju ibu mereka, (ibu sati radha’(satu susuan)). Mereka mengatakan, bahwa Muhammad telah dibunuh. Begitu kaget ibunya, akan tetapi setelah itu mereka bertemu dengan beliau dalam keadaan pucat pasi. Dan Anas r,a. mengatakan “saya telah melihat bekas jahitan itu di dada beliau”.
Nabi Muhammad saw telah terjaga dari segala macam penyakit hati, setidaknya kita sebagai ummatnya yang lemah, bisa melindungi diri agar terjaga atau di jauhkan dari penyakit hati yang mengancam. Karena syetan akan selalu ada, untuk menggoda manusia, dan mengikutinya menjauh dari yang ma’ruf dan mendekat terhadap yang munkar.
Syetan tidak henti-hentinya menghembuskan keragu-raguan terhadap orang yang terjangkit penyakit. Sehingga membuat hati membatu, melemah, dan tidak menentu, karena di gerogoti oleh penyakit. Akibatnya, hati mengeras dan mematahkan keimanan. Oleh sebab itu harus kita ketahui penawar atau obat untuk menyembuhkan penyakit hati yang bersarang dan mendarah daging dalam tubuh manusia.
Pertama ; Membaca Al-Qur’an dengan merenungkan kandungan ma’na dari stiap ayatyang di baca.
Kedua : Banyak dzikir waktu malam, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ketiga : Harus mengurangi makan. Artinya, berpuasa agar bisa menahan diri atau mengendalikan diri dari keinginan atau nafsu yang menggebu,
Keempat : Mengerjakan shalat di waktu malam, bertaqarrub mohon ampun atas segala dosa dan kesalahan yang di lakukan. Agar Allah SWT meridhai dan memberi petunjuk terhadap apa yang kita kerjakan, agar perbuatan kita senantiasa terarah tidak keluar dari syari’at islam.
Kelima : Berkumpul bersama orang-orang shaleh, agar bisa lebih mempermudah kita untuk menjalani kehidupan yang tidak pernah lepas dari syari’at.
Bagi siapa saja yang mampu melaksanakan atau melakukan dari salah satu penawar atau obat hati ini , Insya Allah, bisa menata hati yang rusak menjadi hati yang baik, sehingga berpengaruh terhadap tingkah laku yang akan kita lakukan dalam kehidupan ini menjadi baik.
Seburuk apapun penyakit hati, jika benar-benar ingin menatanya dan memperbaikinya, maka hatipun akan kembali baik. Jika penyakit hati sudah meradang jangan hawatir, karena setiap penyakit pasti ada penawar atau obatnya. Karena Nabi SAW bersabda ;
عَنْ عَطَإِ عَنْ أَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِي الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ مَا أَنْزَلَ الله مِنْ دَإٍ إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَأً
Artinya :
Dari ‘Atha dari Abu Hurairah r.a. yang berkata, bahwasanya Rasulullah saw bersabda ; “Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit, melainkan dia diturunkan juga obatnya”. (H. Bukhari).

Hadirin-hadirat yang mudah-mudahan dimulyakan Allah SWT.
Setiap kebaikan yang kita lakukan, akan menerangi hati, menguatkan badan, memberikan cahaya pada wajah, melapangkan rizki, dan mendatangkan kecintaan dalam hati manusia. Sementara itu, setiap kejahatan yang kita lakukan, akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan tubuh, dan menyempitkan rizki, serta mendatangkan kebencian di dalam hati orang lain. Maka dari itu jagalah hati kita dari kerusakan.
Setelah panjang lebar saya paparkan tentang hati, saya jadi teringat syair lagu yang dibawakan Raihan yang ada hubungannya dengan hati. Yang bisa mari kita dendangkan bersama, yang tidak bisa silahkan dengarkan saya.
Jagalah hati, jangan kau kotori
Jagalah hati, cahaya hidup ini
Jagalah hati, jangan kau nodai
Jagalah hati, cahaya Illahi
Bila hati kian bersih
Pikiranpun akan jernih
Semangat hidup yang gigih
Prestasi mudah diraih
Namun bila hati busuk
Pikiran jahat merasuk
Ahlaq kian terpuruk
Jadi mahluk terkutuk

Hadirin-hadirat rahimakumullah,
Hati yang bersih dan tenang, yaitu hati yang penuh dengan takwa, tersucikan dari akhlak yang buruk. Karena hati laksana cermin yang penuh dengan gambaran tentang keadaan pribadi dalam diri seseorang. Permisalan diatas, tersirat juga dalam ucapan Ka’b Al-Ahbar ketika ia berkata “aku pernah mengunjungi Aisyah r.a. dan berkata kepadanya, ‘kedua mata manusia adalah penunjuk jalan baginya, kedua telinganya adalah pendengar setia baginya, lidahnya adalah penarjemahnya, kedua tangannya adalah sayap baginya, dua kakinya adalah petugas komunikasinya, dan hatinya adalah raja. Maka apabila keadaan si raja dalam keadaan baik, maka akan baik pulalah tentaranya.”, ketika mendengar itu, Aisyah barkata, “apa yang kau katakan padaku, aku juga mendengarnya dari Rasulullah saw”.
Dari itu dapat kita ketahui, bahwa posisi hati sangat berpengaruh terhadap system kerja setiap organ yang terdapat dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, mari kita jaga bersama hati kita, dari penyakit yang bisa merusak terhadap kehidupan kita, sehingga membuat kita menjadi orang yang dikejar-kejar oleh dosa yang telah kita lakukan, karena pengaruh hati yang rusak. Oleh sebab itu mari kita kosumsi bersama obat hati yang bisa menawarkan terhadap penyakit-penyakit hati.
Hadirin-hadirat yang saya hormati
Sampai disini dulu perjumpaan kita, insya Allah kita berjumpa lagi di waktu dan kesempatn yang sama. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat buat kita semua. Amin Allahumma Amin

Wallahul muwafiq ila aqwamithariq, wal afwu minkum
Wassalamu’alaikum War. Wab



Al-Ghazali, “Keajaiban-Keajaiban Hati”, Kharisma, Bandung, 2000
Ibnu Taymiyah, “Jangan Biarkan Penyakit Hati Bersemi”, Serambi, Jakarta, 2006
Sa’id Abdul Azmi, “Rahasia Kesucian Hati”, Kultum Media, Jakarta, 2006
Amru khalid “Terapi Hati”, Republika, Jakarta, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar