Senin, 27 April 2009

Prabowo Tetap Target Capres

Manuver politik terus dilakukan Prabowo Subianto. Kendati namanya menjadi kandidat kuat sebagai cawapres pendamping Megawati, ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu masih mengadakan pertemuan dengan sejumlah kubu.

Kemarin (26/4) mantan Danjen Kopassus tersebut melakukan safari politik. Dia bertemu dengan capres Partai Golkar Jusuf Kalla dan capres PDIP Megawati Soekarnoputri. Kehadiran Prabowo di kediaman Mega di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, itu berkaitan dengan namanya yang menguat sebagai cawapres dalam Rakernas V PDIP Sabtu (25/4).

Prabowo tiba pukul 12.35 dengan kendaraan Lexus putih bernopol B 17 PSD. Dua wakil ketua umum Partai Gerindra, Fadli Zon dan Halida Hatta, tampak mendampingi Prabowo dalam lobi politik yang dibungkus perjamuan makan siang itu. Sebelum bertemu Mega, Prabowo menemui Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla.

''Megawati memang mengundang Prabowo secara langsung untuk menyampaikan apa yang terjadi di rakernas. Terutama, menyamakan persepsi terhadap usul daerah-daerah (DPD PDIP, Red),'' kata Sekjen DPP PDIP Pramono Anung.

Meski Prabowo diusulkan seluruh DPD PDIP menjadi cawapres, Pram kembali menegaskan bahwa itu belum menjadi keputusan resmi partai. ''Masih ada yang harus dibicarakan,'' ujarnya lantas tersenyum. Sayang, Pram tidak mau menjelaskan lebih detail apa yang masih harus ''dibicarakan'' tersebut.

Dia menambahkan, Rakernas PDIP telah memberikan mandat kepada Megawati untuk mengambil langkah-langkah strategis. Karena itu, komunikasi dengan partai-partai lain terus dibangun untuk memperkuat koalisi. ''Semua sudah di ujung keputusan,'' katanya.

Setelah pertemuan, Prabowo tidak mau berkomentar. Dengan langkah tergesa, dia langsung menuju mobilnya. ''Sudah ada juru bicara,'' katanya, singkat.

Fadli Zon mengatakan, Gerindra masih mengharapkan Prabowo maju sebagai capres. Perkembangan di Rakernas V PDIP, tegas dia, belum mengubah posisi Prabowo. ''Ini amanat dari Rapimnas Gerindra. Bukan ngotot, tapi ini untuk kepentingan bangsa,'' jelasnya.

Menurut Fadli, pada saatnya para petinggi kedua partai akan mengambil keputusan. Untuk itu, silaturahmi politik memang harus terus dilanjutkan sampai ada tindakan yang lebih konkret. ''Semuanya dilakukan dalam rangka menyatukan persamaan dan menghilangkan perbedaan. Mudah-mudahan bisa membentuk koalisi bersama,'' tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar