Senin, 27 April 2009

"Ngomongin" Utang Kartu Kredit Tabu?

JUMLAH utang kartu kredit yang sepertinya tak pernah berkurang memang bisa membuat sakit kepala. Tak heran jika topik soal kartu kredit menjadi hal yang sensitif. Bahkan, di Amerika Serikat, topik mengenai hutang kartu kredit adalah hal yang tabu untuk dibahas.

Berdasarkan polling yang dilakukan oleh creditcards.com menunjukkan, 8 dari 10 orang dewasa di AS menolak untuk membicarakan kartu kredit dengan orang yang baru mereka kenal. Ngobrolin soal pandangan agama, masalah kesehatan, politik, usia, dan berat badan, ayo saja. Namun, kalau soal kartu kredit? No way!

Hasil polling juga menunjukkan sebuah paradoks, banyak orang Amerika terlilit hutang kartu kredit, tetapi mereka seolah ingin lari dari kenyataan dan menolak membahasnya. Selain itu, konsultan pelayanan kredit melaporkan para responden juga banyak yang menolak mengakui bahwa mereka sudah ditelepon oleh bank untuk segera membayar tagihannya.

Mayoritas responden mengaku mereka menyembunyikan tagihan kartu kredit mereka dari pasangannya. Tak sedikit juga orang yang mendatangi kantor konsultan keuangan dengan membawa tagihan kartu kredit yang belum dibuka. Bukan karena mereka tak ingin membicarakannya, tapi karena mereka takut membaca tagihan yang tertera dalam lembar tagihan.

"Banyak konsumen yang tak ingin menghadapi fakta ini. Kebanyakan orang minta bank mengirimkan tagihan kartu kredit ke rumah orangtua, boks surat, atau lewat e-mail. Mereka tak ingin ada tagihan kartu kredit datang ke rumah," kata Michael McAuliffe, Presiden Family Credit Management.

Peter Kanaris, Koordinator New York State Psychological Association, mengatakan, hasil polling tersebut merupakan tanda dari kesulitan ekonomi yang sekarang sedang dihadapi masyarakat. "Yang menarik, topik tabu yang mendominasi adalah tentang isu keuangan dan ekonomi," katanya.

Polling yang dilakukan terhadap 1.000 orang dari negeri Paman Sam itu dilakukan lewat telepon pada 27-29 Juni 2008. Bila isu mengenai hutang menduduki peringkat pertama topik yang tak ingin dibahas, detail percintaan menempati urutan kedua dengan 78 persen. Berikutnya adalah gaji (77 persen), pembayaran cicilan rumah (69 persen), dan kesehatan (58 persen).

Selain topik-topik tersebut di atas, topik berikutnya lebih bisa mereka terima untuk dibahas dengan orang yang baru dikenal, yakni kematian orang tercinta (49 persen), berat badan (47 persen), agama (37 persen), politik (36 persen), usia (26 persen), kenaikan BBM (13 persen), dan cuaca (8 persen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar